Senin, 13 Februari 2012

Globalisasi telah menghampiri seluruh rakyat di belahan bumi manapun dengan membawa banyak dampak baik positif maupun negatif. Sisi positif dari globalisasi itu berada pada kemajuan teknologi informatika dan teknologi komunikasi. Dampak negatifnya kalau sampai kita hanya menjadi objek suatu arus globalisasi tanpa mampu berbuat. Oleh karenanya perlu banyak persiapan terutama mental guna menghadapi era tersebut. Dalam era tersebut dibutuhkan kemampuan untuk menjaring dan menyaring segala pengaruh yang masuk dari berbagai kebudayaan yang lain.

Pendidikan selama ini dianggap kurang berhasil dalam mempersiapkan anak didiknya untuk memasuki dunia kerja yang telah dirasuki globalisasi dengan neoliberalisme. SDM kita ternyata masih menempati peringkat ke-112 di level internasional.

Kelemahan-kelemahan sistem pendidikan yang mewarnai dunia pendidikan di tanah air kita adalah antara lain :

1. Merebaknya budaya kekerasan di dalam lingkungan pendidikan kita,

Kekerasan itu terjadi dengan mulut yang berakibat penderitaan psikologis maupun tangan dan kaki yang mengakibatkan penderitaan fisik.

2. Lingkungan pendidikan yang senang duwit, sehingga melahirkan output yang mata duitan tetapi tidak bermoral,

Semakin besar biaya pendidikan kita sekarang ini, dengan adanya otonomi sekolah atau kampus. Mahalnya biaya pendidikan ini tentu saja tidak bisa diakses rakyat miskin yang juga betul-betul membutuhkan pendidikan yang bermutu.

3. Ketidakjujuran / kekurangjiwa satrianya para pelaku pendidikan.

Seorang mahasiswa bisa lulus dengan membayar sejumlah uang guna penyelesaian skripsinya. Contek sana sini di sekolah. Orangtua murid menyuap para guru yang memang butuh duit agar nilai anaknya di atas rata-rata.

4. Kurangnya keterkaitan organik antara skill yang dimiliki dengan kebutuhan riel di masyarakat.

5. Pengajaran agama dan moral hanya sebagai ilmu pengetahuan, bukan sebagai tuntunan yang harus diamalkan.

Buktinya sekarang banyak kasus smack down, yang mendekati degradasi moral di kalangan pelaku pendidikan, aborsi di kalangan mahasiswi dan pelajar putri, hamil sebelum nikah, narkoba dan sebagainya.

Oleh karenanya kita perlu memperbaiki model pembelajaran kita di lingkungan pendidikan selevel apapun. Pendidikan holistik harus digiatkan guna menghadapi arus globalisasi. Dalam pendidikan tidak hanya menonjolkan nilai-nilai akademik dan kognitif, tetapi juga meliputi perilaku dan psikomotorik yang menyangkut kreatifitas dan keaktifan.

Kecerdasan otak (Intellegence Quotient) sangat penting bagi anak. Akan tetapi, yang menetukan keberhasilan seseorang itu dipengaruhi oleh faktor kemampuan intelektual dan kemampuan emosional. Dan perlu dilengkapi dengan kecerdasan spiritual. Otak kanan dan otak kiri harus dimanfaatkan seoptimal mungkin. Dengan IQ seorang anak mampu mengembangkan kemampuan ilmiahnya, dengan EQ seorang anak mampu mengendalikan diri, dengan SQ seorang anak mampu mengapresiasikan semua ciptaan Tuhan dan menjaga kelestariannya.

Globalisasi tidak bisa ditolak lagi, yang jelas membutuhkan jiwa ksatria yang utuh mandiri, kreatif inovatif, jujur dan berani membela kebenaran. Langkah-langkah positif guna menyongsong era global :

1. Sekolah/kampus sebagai medan ilmu harus terus melakukan pembaharuan yang berkesinambungan terhadap model pendidikan.

2. Integrasi antar pelajaran (integrated curriculum) baik ilmu murni maupun ilmu praktis, ilmu diniyah dengan ilmu non diniyah. Misalnya pelajaran matematika dipadu dengan moral.

3.Guru-guru/dosen-dosen perlu pembekalan ilmu mendidik yang baik, tidak hanya mengandalkan kognitif, tetapi juga afektif dan psikomotorik.

4. Biarkan anak-anak kreatif, berbuat sesuai masanya, tetapi terkendali.

5. Meninggalkan budaya kekerasan, pemaksaan, ketegangan dalam lingkungan pendidikan yang menimbulkan ketakutan dan ketidakpercayaan diri anak-anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar