Rabu, 08 Februari 2012

cara binatang mendidik anaknya

Pendahuluan

Ilmu pendidikan atau pedagogik adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan merenungkan gejal-gejala perbuatan mendidik. Pedagogik berasal dari bahasa Yunani paedagogia yang bisa bermakna atau diartikan pergaulan dengan anak-anak ( Purwanto, 2006:3).

Paedagogos adalah seorang pelayan atau bujang pada zaman Yunani Kuno yang bertugas mengantar anak-anak berangkat ke sekolah dan menjemput mereka sepulang dari sekolah. Selama berada di rumah, anak-anak tersebut juga selalu dalam pengawasan dan penjagaan para paedagogos tersebut. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa pada zaman Yunani Kuno pendidikan anak-anak banyak diserahkan kepada para paedagogos.

Paedagogos berasal dari kata paedos yang berarti anak, dan agoge yang berarti saya membimbing atau saya memimpin. Perkataan paedagogos pada mulanya menunjukkan pekerjaan yang dianggap rendah yaitu pelayan atau bujang, tetapi pada masa sekarang digunakan untuk menyebut pekerjaan yang mulia. Paedagoog yang berarti pendidik atau ahli dalam bidang pendidikan yaitu seseorang yang bertugas membimbing anak dalam perkembangannya agar dapat mandiri dan mampu berdiri sendiri.



CARA BINATANG MENDIDIK ANAK-ANAKNYA.

Dapat dikatakan dengan singkat bahwa mendidik adalah memimpin anak agar mampu mandiri dan mampu mengatasi masalahnya sendiri dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam dunia binatang terjadi gejala-gejala aneh yang agak sulit difahami oleh cara berfikir manusia. Seekor anak kalajengking misalnya, ketika baru lahir dengan segera dia berlari secepat-cepatnya merangkak ke atas punggung induknya. Jika dia tidak berbuat demikian, maka anak kalajengking tersebut akan dimakan oleh induknya sendiri. Setelah anak kalajengking tersebut agak besar dan merasa mampu mencari makanannya sendiri, dengan cepat dia berlari sekencang-kencangnya melepaskan diri dari induknya yang rakus tersebut.

Laba-laba betina ketika ketika hampir waktunya untuk bertelur, dia segera memakan pasangan jantannya. Mungkin hal ini dilakukan untuk menjaga agar anak-anaknya kelak tidak dimakan oleh bapaknya yang pelahap tersebut. Jadi, si isteri alias si betina memakan sang suami alias sang jantan adalah untuk melindungi anak-anaknya dari bahaya. Kejadian seperti ini, sungguh sulit difahami oleh cara berfikir manusia.

Perilaku kalajengking dan laba-laba dalam melindungi anak-anaknya sangat berbeda dengan cara yang dilakukan oleh burung maupun binatang lainnya. Seekor burung betina yang sedang mengerami telur di sarangnya, sangat jarang bahkan dapat dikatakan tidak akan mau meninggalkan sarangnya sampai telur-telurnya menetas.

Burung jantanlah, sebagai seorang suami, yang bertanggung jawab mencari nafkah yaitu bertugas mencari bekal makanan untuk induk betina atau si isteri tercinta yang sedang mengeram tersebut. Setelah telur-telur tersebut menetas, dengan segera kedua orang tua burung yaitu induk jantan dan betina secara bersama-sama mencari bekal makanan untuk keperluan anak-anaknya yang masih lemah.

Sesudah anak-anak burung tersebut agak besar dan mempunyai bulu-bulu yang cukup untuk dipakai belajar terbang, maka tibalah saatnya bagi kedua induk burung tersebut untuk melatih anak-anaknya belajar terbang dari satu ranting ke ranting yang lain.

Pada awalnya, belajar terbang di sekitar lingkungan saja, dengan ketinggian yang rendah. Semakin lama semakin agak jauh dengan terbang agak tinggi, begitu seterusnya sampai anak-anak burung tersebut pandai terbang dan mampu mencari makanan sendiri. Akhirnya tibalah saatnya untuk melepas burung-burung muda tersebut dari pengawasan dan pelindungan kedua induknya.

Demikian pula yang terjadi pada anak seekor kucing maupun anjing. Pada waktu anak-anak kucing maupun anjing tersebut masih lemah, mereka disusui oleh induknya. Tubuh anak-anak kucing maupun anjing tersebut secara rutin selalu dibersihkan oleh induknya dengan menggunakan air ludah.

Sejak kecil anak-anak kucing maupun anjing tersebut dilatih oleh induknya dengan berbagai macam keterampilan kecakapan hidup sebagai seekor binatang, misalnya cara berlari dengan cepat dan beraneka model gerakan menerkam, serta berbagai keterampilan lain yang dimiliki oleh induknya. Akan tiba saatnya, anak-anak kucing maupun anjing tersebut tidak boleh menyusu lagi kepada induknya. Pada akhirnya, setelah dianggap sudah besar dan mampu mencari makanan sendiri, maka dilepaslah anak-anak kucing maupun anjing itu dari induknya.

Demikianlah beberapa contoh kehidupan dalam dunia binatang. Ternyata para binatang juga memelihara, melindungi, mengajari, dan mendidik anak-anak mereka agar dapat melanjutkan kehidupan di dunia ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar